Humas - Tim dari Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) baru saja menyelesaikan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan bersama Komunitas Hidroponik Cimahi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman hidroponik dengan penerapan teknologi pertanian modern, yang mencakup sistem filtrasi air berbasis membran dan sistem otomatisasi pemupukan. Kegiatan tersebut berlangsung hingga 14 November 2024 di lokasi Komunitas Hidroponik Cimahi, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Dr. Putu Teta P. Aryanti, dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik UNJANI, bersama tim yang melibatkan mahasiswa, merancang teknologi ini untuk mengajarkan masyarakat tentang pertanian hidroponik modern. Program ini juga bertujuan untuk mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan yang sangat relevan dengan tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat Cimahi, termasuk ketidakstabilan pasokan pangan.
Selama pelatihan, anggota Komunitas Hidroponik Cimahi mendapatkan kesempatan untuk mempelajari teknologi membran dan sistem otomatisasi pemupukan. Tim UNJANI mendampingi komunitas sepanjang kegiatan pengabdian ini dan memastikan bahwa teknologi yang diperkenalkan dapat dipahami serta diterapkan oleh anggota komunitas, sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal sesuai dengan harapan.
Dengan penerapan teknologi ini, masa panen tanaman selada menjadi lebih singkat, hanya 25 hari, dibandingkan dengan metode konvensional yang membutuhkan waktu 40 hingga 45 hari setelah masa semai. Selain itu, pertumbuhan tanaman juga lebih optimal dan ukurannya lebih besar, jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak menggunakan air olahan dan sistem kendali pemupukan. Tentu saja, hal ini memberikan dampak positif bagi komunitas, di mana produksi sayuran meningkat dan panen menjadi lebih cepat.
Dalam kegiatan evaluasi, yang juga dihadiri oleh perwakilan dari Dispangtan dan Disdagkoperin Pemerintah Kota Cimahi, Dr. Putu Teta menjelaskan bahwa sistem hidroponik yang diterapkan dalam program ini lebih efisien dalam penggunaan air dibandingkan dengan metode pertanian tradisional. "Penggunaan air yang telah disaring dengan teknologi membran dan lebih jernih, memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi secara maksimal. Tanpa adanya bakteri patogen dalam air sumber hidroponik, penyakit pada akar tanaman dapat diminimalisasi. Selain itu, penerapan sistem kendali pemupukan yang menjaga stabilitas konsentrasi nutrisi dalam air umpan, juga berperan penting dalam memastikan kadar pupuk tetap sesuai dengan kebutuhan tanaman, Kombinasi teknologi ini menjadikan pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat dibandingkan cara konvensional dan umur panen menjadi lebih singkat" ujar Dr. Putu Teta.
“Kami sangat berterima kasih kepada LPPM UNJANI dan juga Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, yang telah memfasilitasi dan mendanai kegiatan ini. Dukungan tersebut memungkinkan kami untuk melaksanakan kegiatan pengabdian ini dengan baik dan lancar,” tambahnya. (IS)